Teka-teki Kelanjutan Karir Fabio Di Giannantonio di Kelas MotoGP Masih jadi Misteri

Teka-teki Kelanjutan Karir Fabio Di Giannantonio di Kelas MotoGP Masih jadi Misteri

BACA JUGA:Saking Ngefans AS Roma, Fabio Di Giannantonio Beri Dukungan dengan Cara Istimewa

Setelah dua musim yang sulit di dunia MotoGP, Di Giannantonio memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kemenangan meskipun ia tahu bahwa Bagnaia juga membutuhkan kemenangan untuk menjaga posisinya di puncak klasemen. 

"Saya ingin sedikit menjadi egois." 

Setelah melewati garis finis, Di Giannantonio menerima ucapan selamat dari rekan setimnya dan juga lawan-lawannya di lintasan, termasuk Bagnaia, Enea Bastianini, dan Alex Marquez. 

"Itu adalah momen yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa apa yang saya lakukan ini tidak hanya milik saya, tetapi juga milik masyarakat, rival-rival saya, dan pasangan hidup saya karena pada akhirnya, kita semua tumbuh bersama," papar Di Giannantonio. 

BACA JUGA:Zarco Memimpin, Kinerja Kontras Martin-Bagnaia di MotoGP Valencia

"Meskipun ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tetap membekas di hati saya. Misalnya, Zarco, dia mengirimkan pesan yang indah kepada saya tanpa ada maksud apa pun atau meminta sesuatu dariku," tambah Di Giannantonio.

Namun, kemenangan ini tidak membawa perubahan pada masa depan pembalap tersebut di tim Gresini Racing. 

Tempatnya di tim Italia tersebut akan diambil oleh Marquez. 

"Saya sebenarnya tidak ingin membicarakannya, menurut saya pihak tim tidak mengatasi situasi ini dengan baik. Ada dorongan untuk merekrut Alex," ungkap Di Giannantonio. 

"Kisah Marc memang agak aneh, dia sudah delapan kali menjadi juara dunia, namun dalam periode singkat itu dia tidak berhasil meraih hasil apapun karena masalah kelelahan dengan Honda." 

BACA JUGA:Menunggu Keputusan Akhir Valentino Rossi untuk Line-Up Mooney VR46 Racing Team di MotoGP 2024

"Ini lebih terasa seperti operasi pemasaran. Tetapi saya masih yakin dia akan tampil sangat baik," kata Di Giannantonio. 

Pilihan untuk bergabung dengan Repsol Honda nampaknya memang sangat menggoda pada saat itu meskipun pada akhirnya berakhir dengan kegagalan. 

"Semuanya terasa tidak nyata. Mengingat situasi sulit yang dihadapi oleh Honda saat itu, dan keputusan mereka untuk merekrut pembalap muda mungkin membuat mereka merasa khawatir," papar Di Giannantonio. 

Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News

Sumber: